SIWARATRI
*Latar Belakang Siwaratri*
Latar belakang hari raya siwaratri adalah cerita lubdaka. Kata Lubdhaka (Sanskerta) berarti pemburu, Lubdhaka dikisahkan tinggal di atas puncak gunung yang indah Lubdhaka hanya membawa senjata panah (panah simbolisasi manah = pikiran), Binatang yang diburu oleh Lubdhaka, meliputi gajah, badak, dan babi hutan karena sampai sore Lubhdhaka tidak mendapatkan hasil buruan lalu ia naik ke atas pohon bila dan memetik satu persatu daun bila yang dijatuhkannya di atas kolam / danau yang kecil, bertepatan pada saat itu Dewa Siwa sedang bersemedi di danau tersebut dan Dewa Siwa senang melihat perbuatan Lubhdaka karena telah memetik daun bila yang disenangi oleh Dewa Siwa dan di jatuhkan di tempat persemedian Dewa Siwa.
Hari raya Siwaratri adalah hari raya yang dirayakan setiap 360 hari yaitu purwaning sasih kepitu pada hari catur dasi Kresnapaksa, atau sehari sebelum bulan mati pada bulan magna (kepitu) yaitu malam yang paling gelap dalam kurun waktu setahun.
Kalau dilihat perkataan Siwaratri mengandung arti seperti : Seiwa berarti puncak dan Ratri berarti malam.
Jadi Siwaratri berarti puncak malam. (bulan yang paling gelap).
Pelaksanaan hari raya siwaratri jatuh pada purwaning tilem sasih kapitu karena Pada malam Siwaratri itu Dewa Siwa melakukan Tapa Brata, yoga dan Semadhi, sehingga Siwaratri disebut juga sebagai hari malamnya Siwa (hari pejagran).
*PENGERTIAN KATA SIWARATRI*
Kata ratri berarti malam. Karena itu, Siwaratri berarti malam Siwa. Siwa berarti baik hati, suka memaafkan, memberi harapan, dan membahagiakan. Dalam hal ini dimaksudkan sebagai gelar kehormatan Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai pemrelina/peleburan segala hal yang patut dilebur untuk mencapai kesucian atau kesadaran diri. Dengan demikian Siwaratri adalah malam untuk melebur kegelapan hati menuju jalan yang terang.
*BRATA SIWARATRI*
Pada malam Siwaratri itu Dewa Siwa melakukan Tapa Brata, yoga dan Semadhi, sehingga Siwaratri disebut juga sebagai hari malamnya Siwa (hari pejagran).
Dalam lontar Siwaratri Kalpa menyebutkan setiap Hindu hendaknya melakukan / melaksanakan tapa, brata, yoga dan samadhi pada malam tersebut untuk mendekatkan diri kehadapan Dewa Siwa demi keseimbangan lahir dan bathin sebagai tujuan hidup kita sebagai manusia.
Brata Siwaratri meliputi :
a. Jagra ( berjaga, bangkit, atau tidak tidur )
b. Upawasa ( berpuasa atau tidak makan )
c. Monabrata ( tidak berbicara )
*MANFAAT SIWARATRI*
Manfaat dari perayaan hari suci siwaratri adalah untuk dapat menerangkan pikiran serta menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi serta melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu jahat yang ada di dalam diri setiap manusia dengan jalan melaksanakan Brata Siwaratri yang utama yaitu Upawasa, Monobrata, dan Jagra sekaligus.
*KESIMPULAN*
Kesimpulan dari perayaan hari suci siwaratri adalah Hari raya Siwaratri adalah puncak malam (bulan yang paling gelap), sehingga pada malam itu Dewa Siwa melakukan tapa brata, yoga dan semadhi, sehingga Siwaratri disebut pula sebagai hari malamnya Siwa (hari pejagran). Dan kita sebagai umat beragama Hindu wajib melaksanakan Brata Siwaratri yang utamanya yaitu Upawasa, Monobrata, dan Jagra sekaligus. Agar kita dapat menenangkan pikiran serta menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi.
No comments:
Post a Comment
Kritikan, Saran, dan Testimonial merupakan sesuatu yg kami harapkan :)