Showing posts with label Agama Hindhu. Show all posts
Showing posts with label Agama Hindhu. Show all posts

Wednesday, 3 February 2010

Siwa Ratri

SIWARATRI

*Latar Belakang Siwaratri*

Latar belakang hari raya siwaratri adalah cerita lubdaka. Kata Lubdhaka (Sanskerta) berarti pemburu, Lubdhaka dikisahkan tinggal di atas puncak gunung yang indah Lubdhaka hanya membawa senjata panah (panah simbolisasi manah = pikiran), Binatang yang diburu oleh Lubdhaka, meliputi gajah, badak, dan babi hutan karena sampai sore Lubhdhaka tidak mendapatkan hasil buruan lalu ia naik ke atas pohon bila dan memetik satu persatu daun bila yang dijatuhkannya di atas kolam / danau yang kecil, bertepatan pada saat itu Dewa Siwa sedang bersemedi di danau tersebut dan Dewa Siwa senang melihat perbuatan Lubhdaka karena telah memetik daun bila yang disenangi oleh Dewa Siwa dan di jatuhkan di tempat persemedian Dewa Siwa.

Hari raya Siwaratri adalah hari raya yang dirayakan setiap 360 hari yaitu purwaning sasih kepitu pada hari catur dasi Kresnapaksa, atau sehari sebelum bulan mati pada bulan magna (kepitu) yaitu malam yang paling gelap dalam kurun waktu setahun.

Kalau dilihat perkataan Siwaratri mengandung arti seperti : Seiwa berarti puncak dan Ratri berarti malam.

Jadi Siwaratri berarti puncak malam. (bulan yang paling gelap).

Pelaksanaan hari raya siwaratri jatuh pada purwaning tilem sasih kapitu karena Pada malam Siwaratri itu Dewa Siwa melakukan Tapa Brata, yoga dan Semadhi, sehingga Siwaratri disebut juga sebagai hari malamnya Siwa (hari pejagran).

*PENGERTIAN KATA SIWARATRI*

Kata ratri berarti malam. Karena itu, Siwaratri berarti malam Siwa. Siwa berarti baik hati, suka memaafkan, memberi harapan, dan membahagiakan. Dalam hal ini dimaksudkan sebagai gelar kehormatan Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai pemrelina/peleburan segala hal yang patut dilebur untuk mencapai kesucian atau kesadaran diri. Dengan demikian Siwaratri adalah malam untuk melebur kegelapan hati menuju jalan yang terang.

*BRATA SIWARATRI*

Pada malam Siwaratri itu Dewa Siwa melakukan Tapa Brata, yoga dan Semadhi, sehingga Siwaratri disebut juga sebagai hari malamnya Siwa (hari pejagran).

Dalam lontar Siwaratri Kalpa menyebutkan setiap Hindu hendaknya melakukan / melaksanakan tapa, brata, yoga dan samadhi pada malam tersebut untuk mendekatkan diri kehadapan Dewa Siwa demi keseimbangan lahir dan bathin sebagai tujuan hidup kita sebagai manusia.

Brata Siwaratri meliputi :

a. Jagra ( berjaga, bangkit, atau tidak tidur )

b. Upawasa ( berpuasa atau tidak makan )

c. Monabrata ( tidak berbicara )

*MANFAAT SIWARATRI*

Manfaat dari perayaan hari suci siwaratri adalah untuk dapat menerangkan pikiran serta menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi serta melatih diri dalam mengendalikan hawa nafsu jahat yang ada di dalam diri setiap manusia dengan jalan melaksanakan Brata Siwaratri yang utama yaitu Upawasa, Monobrata, dan Jagra sekaligus.

*KESIMPULAN*

Kesimpulan dari perayaan hari suci siwaratri adalah Hari raya Siwaratri adalah puncak malam (bulan yang paling gelap), sehingga pada malam itu Dewa Siwa melakukan tapa brata, yoga dan semadhi, sehingga Siwaratri disebut pula sebagai hari malamnya Siwa (hari pejagran). Dan kita sebagai umat beragama Hindu wajib melaksanakan Brata Siwaratri yang utamanya yaitu Upawasa, Monobrata, dan Jagra sekaligus. Agar kita dapat menenangkan pikiran serta menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat duniawi.

Thursday, 14 January 2010

Sejarah Agama Hindu Di Indonesia

“ Sejarah Agama Hindu di Indonesia “

Agama Hindu adalah agama yang berasal dari lembah sungai suci sindhu di India.
Agama Hindu berkembang di Indonesia pada abad ke 4 Masehi. Penybar agama Hindu dari India ke Indonesia adalah Rsi Agastya.
Berkaitan dengan masuknya agama Hindu di Indonesia, para ahli menggunakan analisis dengan argumentasi beberapa tiori antara lain :
1. Mookerjee [India] tahun 1912 dengan teori dagangnya.
2. Prof.Moons [Belanda] dengan teori Ksatria.
3. Krom [Belanda] dengan teori Waisya.
4. Bosh [Belanda] teori kaum Brahmana.
5. Prasasti Dinoyo [Jawa Timur] Rsi Agastya.

* Kerajaan – kerajaan Hindu di Indonesia

1. Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai terlatak di Kalimantan Timur di huul sungai Mahakam sekitar abad ke 4 Masehi, dengan diketemukan 7 buah Yupa. Yupa adalah tiang batu yang bertuliskan huruf Palawa dengan berbahasa Sansekerta. Raja yang paling terkenal adalah Mulawarman.

2. Kerajaan Taruma Negara
Kerajaan Taruma Negara terlatak di wilayah Jawa barat. Sumber – sumber sejarah yang menunjang tentang keberadaan kerajaan Taruma Negara adalah berita Cina menyebutkan bahwa seorang pendeta Cina bernama Fa Hien terdampar di pantai pulau Jawa [414 M]
Kebesaran kerajaan meninggalkan banyak prasasti yaitu :
1. Prasasti Ciareteum
2. Prasasti Kebon Kopi
3. Prasasti Tugu
4. Prasasti Jambu

3. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran banyak diketemukan peninggalan – peninggalan yang sebagai bukti di sana telah berkembang agama Hindu dengan pesat.


4. Kerajaan Holing
Kerajaan Holing berkembang di Jawa Tengah pada 674 Masehi, berasal dari dinasti Tang, dengan raja perempuan bernama Ratu Sima.
Kebesaran kerajaan Hindu di Jawa Tengah dapat dilihat dari prasasti Tukmas yang memakai huruf Palawa dengan berbahasa Sansekerta.

* Kerajaan Hindu di Jawa Timur
a.Kerajaan Kanjuruhan
b.Kerajaan Medang Kemulan
c.Kerajaan Pasuruan

* Beberapa sebab runtuhnya kerajaan Hindu :
- Banyaknya kerajaan Hindu.
- Masuknya pengaruh agama – agama lain.
- Banyaknya kerajaan bawahan melepaskan diri.
- Rusak dan hancurnya sarana dan prasarana Hindu.
- Adanya Perang saudara dan kekacauan di lingkungan kerajaan.

5. Kerajaan Hindu di Bali
a. Pada masa Bali Kuno keluarga raja – raja Warmadewa pertamakali muncul dalam sejarah 914 – 1080.
b. Pada masa Bali pertengahan, diawali dengan pemerintahan Sri Kresna Kepakisan Yang pusat kerajaannya ada di Samprangan dan puncak keemasannya adalah waktu pemerintahan Dalem Waturenggong dengan pendeta istananya Dang Hyang Nirarta yang berjasa banyak terhadap kehidupan kerajaan ini.