Sunday, 20 November 2011

Cara Masyarakat Praaksara Mewariskan Masa Lalu

Kehidupan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan disebut sebagai masa praaksara atau prasejarah. Karena belum mengenal tulisan mereka, mereka meninggalkan jejak – jejak sejarah berupa benda – benda kebudayaan. Cara mewariskan benda- benda tersebut bermacam – macam dan dapat melalui berbagai cara. Hal tersebut pun diteliti oleh para ahli sejarah sehingga kita mampu mengetahui kehidupan masa lalu tanpa menggunakan mesin waktu. Adapun cara – cara masyarakat praaksara mewariskan masa lalu tersebut adalah sebagai berikut :

Melalui Keluarga

Kelompok sosial yang pertama kali kita kenal adalah keluarga, karena pertama kali yang kita kenal saat lahir ke dunia adalah keluarga. Demikian juga dengan masyarakat prasejarah, mereka lahir dan berkembang di lingkungan sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan saudara – saudaranya. Dari lahir mereka telah diwariskan budaya – budaya masa lalu yang telah lebih dulu dialami oleh orang tuanya. Ada dua macam budaya yang diwariskan yaitu budaya materiil dan nonmateriil. Budaya materiil berupa benda – benda berwujud, misalnya gerabah, senjata dan sebagainya. Sedangkan budaya nonmateriil adalah berwujud abstrak seperti norma, kebiasaan, bahasa dan sebagainya. Semua hal tersebut diwariskan dalam proses sosialisasi. Adapun cara sosialisasi dalam masyarakat praaksara, antara lain sebagai berikut :

& Adat Istiadat

Adat istiadat merupakan kebisasaan yang dilakukan dalam suatu kelompok. Setiap keluarga memiliki adat istiadat atau kebiasaan. Tradisi dan adat kebiasaan tersebut diwariskan kepada seorang anak melalui sosialisasi. Sosialisasi tersebut dilakukan secar langsung maupun tak langsung.

§ Secara langsung : mengajarkan secara lisan tentang adat atau kebiasaan.

§ Secara tak langsung : dengan memberi contoh tentang perilaku yang dibenarkan.

& Cerita Dongeng

Dongeng merupakan cerita fiksi ( cerita yang tak benar – benar terjadi ), biasanya tentang kejadian – kejadian pada masa lampau yang dianggap aneh oleh masyarakat setempat.

Melalui Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang mendiami suatu tempat, memiliki kesamaan budaya, identitas dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang berstruktur. Setiap masyarakat menurunkan atau mewariskan kebudayaannya dengan cara yang bermacam – macam, namun semua masyarakat mempunyai ciri dan dan komponen yang sama. Ciri dan komponen tersebut sebagai berikut :

& Populasi, yaitu manusia yang hidup bersama dengan karakter genetik dan kependudukan .

& Memilki kebudayaan, maksudnya berbagai cipta, karsa dan karya manusia yang berisi beberapa macam sistem nilai, yaitu teknologi, ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian dan sistem bahasa.

Cara – cara masyarakat mewariskan kebudayaan :

& Adat Istiadat

Tiap – tiap masyarakat memiliki adat yang berbeda – beda. Adat istiadat dapat menjadi sarana untuk mewariskan masa lalu kepada generasi penerus, namun informasi tersebut terkadang tak sama dengan apa yang terjadi sebenarnya. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki akal untuk mengolah apa yang diwariskan oleh generasi terdahulu dan apa yang dibutuhkan oleh generasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, masa lalu tidak sepenuhnya diambil oleh generasi berikutnya, tetapi hanya menjadi dasar yang terus dikembangkan dan diperbaharui.

& Pertunjukan Hiburan

Seorang ahli sejarah berkebangsaan Belanda, J.L. Brandes meyakini bahwa tradisi wayang telah ada pada masa praaksara. Pertunjukan wayang ditujunkan untuk mendatangkan roh nenek moyang. Selain sebagai sarana hiburan, wayang juga bermakna relegius. Dalam pertunjukan wayang disisipkan petuah – petuah atau petunjuk – petunjuk tentang suatu kehidupan yang sedang dijalankan dalam masyarakat.

Menurut J.L. Brandes, menjelang masuknya pengaruh Hindu – Buddha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, Indonesia telah memiliki sepuluh pokok kebudayaan asli, yaitu :

1. Bercocok tanam padi di sawah.

2. Mengenal prinsip dasar permainan wayang untuk mendatangkan roh nenek moyang.

3. Mengenal seni gamelan yang terbuat ari perungggu.

4. Pandai membatik.

5. Pola susunan masyarakat macapat.

6. Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan.

7. Membuat barang – barang dari logam, terutama perunggu.

8. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran.

9. Mengenal pengetahuan astronomi.

10. Susunan masyrakat yang teratur.

& Kepercayaan Masyarakat

Menurut G. Coedes seorang sarjana Prancis, masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya pengaruh Hindu – Buddha telah memiliki sepuluh unsur pokok peradaban sebagai berikut :

1. Memelihara ternak .

2. Mengenal keterampilan teknik undagi.

3. Mengenal pengetahuan pelayaran di samudra luas.

4. Sistem kekerabatan matrilineal.

5. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur.

6. Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian.

7. Kepandaian membuat barang – barang dari tanah liat seperti gerabah atau tembikar.

8. Kepercayaan kepada penguasa gunung.

9. Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu.

10. Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos.

Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada suatu wilayah dapat menjadi slah satu cara masyarakat praaksara untuk mewariskan masa lalunya. Sebelum masuk pengaruh Hindu – Buddha, masyarakat Indonesia telah menganut kepercayaan – kepercayaan asli masyarakat Indo – nenek moyang atau roh leluhur. Pemujaan terhadap roh leluhur menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena melalui pemujaan itu masyarakat akan mengenang dan mengingat apa yang pernah dilakukan oleh para leluhurnya di masa lalu yang kemudian diwarisi.

  • Sistem Kepercayaan Manusia Purba pada Masa Praaksara
    Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual.
    Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
    a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
    b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
    c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
    Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangaun bangaunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar)

  • Bangunan yang di buat pada masa megalitikum diantaranya.
    a. Menhir, adalah tiang atau tugu batu yang berfungsi sebagai prasasti dan melambangkan kehormatan arwah nenek moyang.
    b. Dolmen, adalah meja batu untuk meletakkan sesaji.
    c. Peti kubur batu, adalah lempeng batu besar berbentuk kotak persegi panjang berfungsi sebagai peti jenazah.
    d. Sarkofagus, adalah batu besar yang di pahat berbentuk mangkuk terdiri dari dua keeping yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi sebagai peti jenazah.
    e. Punden berundak, adalah bangunan berupa batu susunan batu berundak seperti candi. Digunakan untuk upacara pemujaan.
    f. Waruga, adalah peti kubur batu berukuran kecil, berbentuk kubus dan memiliki tutup lempengan batu yang lebar.

9 comments:

  1. boleh gak ,, saya minta pnjelasan mngenai kepercayaan yg di anut oleh masyarakat pra aksara .. !!!!

    ReplyDelete
  2. D. Sistem Kepercayaan Manusia Purba pada Masa Praaksara
    Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual.
    Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
    a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
    b. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
    c. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
    Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangaun bangaunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. makasih bgtt buat ilmunya ,,karna itu sangat berarti buat saya..

    ReplyDelete

Kritikan, Saran, dan Testimonial merupakan sesuatu yg kami harapkan :)