Friday, 2 March 2012

Unsur Intrinsik Cerita

Judul : Dongeng Anak Sedunia

Penulis : Tino Chan

Penerbit : Pustaka Widyatama

Dalam buku ‘’Dongeng Anak Sedunia’’ terdapat sebuah cerita yang berjudul ‘’Kakek Pemekar Bunga’’. Cerita tersebut merupakan cerita seorang kakek dan nenek yang tinggal bersama di sebuah rumah. Ia memiliki seorang tetangga yang jahat. Suatu hari tetangganya tersebut terlihat sedang memarahi seekor anjing, karena anjing tersebut telah merusak halamannya. kakek dan nenek yang melihat kejadian tersebut lalu berupaya menghentikan perbuatan tetangganya tersebut, kakek mengatakan kepada tetangganya bahwa ia akan memelihara anjing tersebut lalu ia akan mengganti kerusakan yang telah ditimbulkan oleh anjing tersebut. Anjing tersebut diberi nama Shiro oleh kakek dan nenek. Singkat cerita, Shiro pun telah besar. Suatu hari, Shiro mengajak kakek ke sebuah bukit yang tinggi. Sesampainya di bukit, Shiro menyuruh kakek untuk menggali sebuah tanah di bukit tersebut. Saat menggali tanah, kakek terkejut karena kakek menemukan emas di dalam tanah. Kakek pun segera pulang dan menceritakannya pada nenek. Cerita tersebut didengar oleh tetangganya. Tetangganya pun merasa iri, lalu ia menculik Shiro dan mengajaknya ke bukit. Tetangga kakek tersebut mensalah artikan tatapan Shiro. Tetangga kakek pun segera menggali tanah tersebut. Tetapi yang ia temukan bukanlah emas, melainkan ular dan hantu. Ia pun marah kepada Shiro, kemarahannya berujung kematian pada Shiro. Mendengar kematian Shiro, kakek dan nenek menjadi sedih. Kakek mengubur Shiro dengan layak. Disebelah makam Shiro, kakek dan nenek menanam sebuah pohon sebagai kenangan. Kejadian ajaib pun terjadi, pohon tersebut menjadi tumbuh dengan cepat. Pohon tersebut mengatakan pada kakek dan nenek agar pohon tersebut segera dijadikan sebuah lesung yang indah. Kakek pun menebang pohon tersebut dan menjadikannya sebuah lesung. Lesung tersebut digunakan oleh kakek dan nenek untuk membuat kue mochi, kue mochi merupakan kue kesukaan Shiro. Pada saat menumbuk kue, keajaiban pun terjadi. Kue tersebut lama kelamaan menjadi kuning berkilau dan akhirnya menjadi emas. Tetangga kakek yang melihat kejadian tersebut langsung merampas lesung tersebut. Ia pun mencoba menumbuk kue mochi, namun yang terjadi adalah kue mochi tersebut menjadi berwarna hitam legam dan terciprat ke wajah tetangga kakek tersebut. Ia pun marah dan membakar lesung tersebut. Kakek dan nenek menjadi sedih, kakek mengambil abu dari lesung tersebut dan ditaburkannya di halaman rumahnya. Tempat dimana mereka pertama kalinya bertemu dengan Shiro. Keajaiban pun terjadi bunga – bunga yang mati menjadi tumbuh mekar dengan indah. Kakek dijuluki kakek pemekar bunga. Raja pun mendengar berita tersebut, ia pun penasaran ingin bertemu dengan kakek pemekar bunga. Pada saat raja melihat kebun kakek, raja sangat terkesan dan raja memberikan hadiah yang banyak pada kakek. Tetangga kakek merasa iri, ia pun mengambil abu tersebut dan menaburkannya di halaman rumahnya agar raja terkesan. Namun yang terjadi ialah kebun tersebut tidak berubah samaskali. Wajah raja menjadi hitam karena terkena abu yang ditaburkannya. Raja pun menjadi marah dan memenjarakan tetangga kakek tersebut.

Dari cerita tersebut dapat dipetik hikmah yaitu ‘’Berusahalah dengan kemampuan sendiri dan jangan suka mengambil barang milik orang lain’’

Unsur Intrinsik Cerita :

- Tema : Kasih Sayang

- Alur Cerita / Plot : Alur Maju (Progresif)

- Sudut Pandang : Sudut Pandang Orang Ketiga

- Penokohan : # Tokoh Utama : Kakek, Nenek, Shiro, Tetangga

# Tokoh Tambahan : Raja

- Perwatakan : # Kakek dan Nenek : Ramah, Penyabar, Memiliki belas kasihan,

Baik, Penyayang.

# Shiro : Murah hati, Bijaksana, Baik.

# Tetangga : Iri hati, Pendengki, Pemarah.

- Latar Tempat : Bukit, Halaman rumah kakek, Halaman rumah tetangga.

- Amanat : Berusahalah dengan kemampuan sendiri dan jangan suka

Mengambil barang milik orang lain.

3 comments:

Kritikan, Saran, dan Testimonial merupakan sesuatu yg kami harapkan :)