Sejarah kain tenun tenganan pegringsingan
Tenganan adalah sebuah desa yang sangat unik dan menarik,
kurang lebih 80 km, dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, 7 kilometer dari kawasan
wisata Candidasa, Kabupaten Karangasem, Bali. Tenganan, demikian nama desa itu,
atau biasa disebut Bali Aga. Menurut
sejarah, masyarakat yang tinggal di Desa Tenganan ini adalah suku asli Bali
yang tetap mempertahankan pola hidup tradisional sampai saat ini. Ketaatan
masyarakat pada aturan tradisional desa yang diwariskan nenek moyang mereka
secara turun temurun menjadi sebuah benteng kokoh dari pengaruh luar. Dari
kawasan yang damai dan bersahaja ini tersimpan sebuah talenta masyarakat yang
luar biasa dalam membuat kain tenun. Kain Gringsing, demikian kain tenun itu
disebut, adalah karya kerajinan yang langka karena dibuat sangat rumit. Karena
itu pula, nama desa ini lebih dikenal dengan Desa Tenganan Pegringsingan. Ini
untuk membedakannya dengan Desa Tenganan Dauh Tukad atau pun Tenganan sebagai
desa dinas.
Keistimewaan kain tenun tenganan pegringsingan
Pakar tekstil menyebutkan teknik penenunan kain gringsing
yang rumit dan memakan waktu yang lama ini hanya dijumpai di tiga lokasi di
dunia. Selain di Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali, teknik ini hanya
terdapat di Jepang dan India.
Kain Pegringsingan ini juga mahal karena zat warnanya dibuat
dari bahan alami dan melalui proses sampai bertahun-tahun untuk mendapatkan
kualitas yang baik. Selain memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuat kain
ini dengan warna-warna yang alami dari tumbuhan, cara menenunnya pun berbeda
dengan cara menenun kain pada umumnya. Kain tenun hanya memakai tiga warna
yaitu warna kuning (warna dasar), merah dan biru. Benang warna kuning didapat
dengan merendamnya dengan minyak kemiri selama kurang lebih sebulan tujuh hari,
warna merah dari akar mengkudu, warna biru (gabungan warna merah dan kuning)
dibuat dari tanaman tao.
Kain tenun gringsing yang
berwarna gelap alami yang digunakan masyarakat setempat untuk kegiatan
ritual agama atau adat dipercaya memiliki kekuatan magis. Kain ini menjadi alat
yang mampu menyembuhkan penyakit dan menangkal pengaruh-pengaruh buruk.
Keberadaan kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja
dari segi mitosnya, tetapi juga dari segi teknik penenunannya.
Cara pembuatan kain tenun tenganan pegringsingan
Kain gringsing ini sendiri terbilang unik, otentik dan kini
amat langka. Benang yang dipakai untuk menenun kain ini berasal dari kapas
Bali. awalnya kapas Bali dipintal menjadi benang. Kemudian, benang itu
dibalutkan lalu dicelup untuk mendapatkan warna-warna tertentu. Pewarnaannya
sendiri menggunakan warna alam. Warna kuning sebagai warna dasar dibuat dari
minyak kemiri. Setelah itu, benang kembali dililitkan untuk dibuat warna biru
dari taum (indigo). Setelah berwarna biru, benang itu direndam ke pewarna merah
yang terbuat dari akar sunti –satu tanaman yang hanya bisa tumbuh bagus di Nusa
Penida— dan kihip selama tiga hari. Selanjutnya, dicuci dan dijemur minimal
tiga bulan. Proses ini kembali diulang-ulang hingga tercapai warna yang
sebagus-bagusnya dengan warna terakhir yakni hitam. Proses pewarnaan inilah
yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Harga kain tenun tenganan pegringsingan
Karena proses pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu
yang lama, harga selembar kain gringsing pun sangat mahal. Untuk ukuran
selendang saja harganya sekitar Rp 350.000. Bila lebih lebar lagi, harganya
bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Kain gringsing saya yang sudah robek-robek saja harganya
mencapai Rp 25.000.000. Kalau yang utuh, pasti lebih mahal.
Kegunaan kain tenun tenganan pegringsingan
Kain gringsing biasa digunakan sebagai pakaian adat saat
upacara berlangsung. Saat Usaba Sambah yang jatuh tiap bulan kelima menurut
penanggalan Tenganan –biasanya jatuh pada bulan Juni-Juli—para daha teruna
(muda-mudi) wajib mengenakan kain gringsing. Kain gringsing inilah yang membuat
para generasi muda Tenganan itu tampak bersahaja saat menari Rejang Abuang.
No comments:
Post a Comment
Kritikan, Saran, dan Testimonial merupakan sesuatu yg kami harapkan :)