Tuesday, 23 October 2012

Kain Tenun Pegringsingan


Sejarah kain tenun tenganan pegringsingan

Tenganan adalah sebuah desa yang sangat unik dan menarik, kurang lebih 80 km, dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, 7 kilometer dari kawasan wisata Candidasa, Kabupaten Karangasem, Bali. Tenganan, demikian nama desa itu, atau biasa disebut Bali Aga.  Menurut sejarah, masyarakat yang tinggal di Desa Tenganan ini adalah suku asli Bali yang tetap mempertahankan pola hidup tradisional sampai saat ini. Ketaatan masyarakat pada aturan tradisional desa yang diwariskan nenek moyang mereka secara turun temurun menjadi sebuah benteng kokoh dari pengaruh luar. Dari kawasan yang damai dan bersahaja ini tersimpan sebuah talenta masyarakat yang luar biasa dalam membuat kain tenun. Kain Gringsing, demikian kain tenun itu disebut, adalah karya kerajinan yang langka karena dibuat sangat rumit. Karena itu pula, nama desa ini lebih dikenal dengan Desa Tenganan Pegringsingan. Ini untuk membedakannya dengan Desa Tenganan Dauh Tukad atau pun Tenganan sebagai desa dinas.



Keistimewaan kain tenun tenganan pegringsingan

Pakar tekstil menyebutkan teknik penenunan kain gringsing yang rumit dan memakan waktu yang lama ini hanya dijumpai di tiga lokasi di dunia. Selain di Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali, teknik ini hanya terdapat di Jepang dan India.

Kain Pegringsingan ini juga mahal karena zat warnanya dibuat dari bahan alami dan melalui proses sampai bertahun-tahun untuk mendapatkan kualitas yang baik. Selain memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuat kain ini dengan warna-warna yang alami dari tumbuhan, cara menenunnya pun berbeda dengan cara menenun kain pada umumnya. Kain tenun hanya memakai tiga warna yaitu warna kuning (warna dasar), merah dan biru. Benang warna kuning didapat dengan merendamnya dengan minyak kemiri selama kurang lebih sebulan tujuh hari, warna merah dari akar mengkudu, warna biru (gabungan warna merah dan kuning) dibuat dari tanaman tao.

Kain tenun gringsing yang  berwarna gelap alami yang digunakan masyarakat setempat untuk kegiatan ritual agama atau adat dipercaya memiliki kekuatan magis. Kain ini menjadi alat yang mampu menyembuhkan penyakit dan menangkal pengaruh-pengaruh buruk. Keberadaan kain tenun ini terkenal di kalangan peneliti budaya dunia tidak saja dari segi mitosnya, tetapi juga dari segi teknik penenunannya.



Cara pembuatan kain tenun tenganan pegringsingan

Kain gringsing ini sendiri terbilang unik, otentik dan kini amat langka. Benang yang dipakai untuk menenun kain ini berasal dari kapas Bali. awalnya kapas Bali dipintal menjadi benang. Kemudian, benang itu dibalutkan lalu dicelup untuk mendapatkan warna-warna tertentu. Pewarnaannya sendiri menggunakan warna alam. Warna kuning sebagai warna dasar dibuat dari minyak kemiri. Setelah itu, benang kembali dililitkan untuk dibuat warna biru dari taum (indigo). Setelah berwarna biru, benang itu direndam ke pewarna merah yang terbuat dari akar sunti –satu tanaman yang hanya bisa tumbuh bagus di Nusa Penida— dan kihip selama tiga hari. Selanjutnya, dicuci dan dijemur minimal tiga bulan. Proses ini kembali diulang-ulang hingga tercapai warna yang sebagus-bagusnya dengan warna terakhir yakni hitam. Proses pewarnaan inilah yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Harga kain tenun tenganan pegringsingan

Karena proses pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama, harga selembar kain gringsing pun sangat mahal. Untuk ukuran selendang saja harganya sekitar Rp 350.000. Bila lebih lebar lagi, harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Kain gringsing saya yang sudah robek-robek saja harganya mencapai Rp 25.000.000. Kalau yang utuh, pasti lebih mahal.
Kegunaan kain tenun tenganan pegringsingan
Kain gringsing biasa digunakan sebagai pakaian adat saat upacara berlangsung. Saat Usaba Sambah yang jatuh tiap bulan kelima menurut penanggalan Tenganan –biasanya jatuh pada bulan Juni-Juli—para daha teruna (muda-mudi) wajib mengenakan kain gringsing. Kain gringsing inilah yang membuat para generasi muda Tenganan itu tampak bersahaja saat menari Rejang Abuang.

No comments:

Post a Comment

Kritikan, Saran, dan Testimonial merupakan sesuatu yg kami harapkan :)